Minggu, 14 Juni 2009

MELANGLANG BUANA KARENA SERANGGA

Berpenampilan sederhana dan mudah bergaul itulah sosok yang sehari-hari ditampilkan oleh Arifin Tasrif yang saat ini menakhodai Balai Besar Karantina Pertanian Surabaya sejak awal tahun 2009. Dilahirkan dan dibesarkan di Makassar 50 tahun lalu, merupakan anak yang dibesarkan dari keluarga sederhana. Kondisi lingkungan dan kehidupan sehari-hari memaksanya harus mandiri sejak kecil. Namun tak pernah merasa putus asa, meskipun dengan jumlah Saudara yang cukup besar dengan pekerjaan sang Ayah yang hanya se orang Prajurit, namun keteguhan dan kesabaran membuatnya tegar dalam mengarungi kehidupan masa-masa sulit. Pendidikan Sekolah Dasar sampai SMA dilalui dengan penuh duka cita, namun tak membuatnya patah semangat, justru menjadi pemicu untuk terus berjuang dan menantang hidup.

Berangkat dari cita-cita yang ingin menjadi se orang Insinyur Pertanian, sejak kecil selalu ditanamkan dalam hati sanubarinya, membuatnya pantang menyerah di tengah jalan. Akhirnya pada tahun 1980 berhasil diterima di Jurusan Hama dan Penyakit Tanaman, Fakultas Pertanian, Universitas Hasanuddin (UNHAS). Tahun 1986 berhasil meraih gelar Insinyur Pertanian setelah kurang lebih lebih 5,5 tahun menjadi Mahasiswa dengan segala keterbatasan. Kelambatannya menyelesaikan studi bukan disebabkan karena kekurang mampuan mengikuti perkuliahan, akan tetapi di tengah jalan karena faktor ekonomi keluarga, terpaksa harus istirahat beberapa semester dan mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Karantina Pertanian di Bogor kurang lebih satu tahun. Iapun berhasil menyelesaikan pelatihan tersebut dan menyandang sebagai Pegawai Negeri Sipil (Gol. II/a) tahun 1983. Sambil bekerja iapun tetap diperkanankan menyelesaikan studi S-1 dan berhasil menyelasaikan dengan baik. Selain itu terus mengikuti kursus bahasa inggris dan bahasa Jepang sebagai bekal.

Awal tahun 1988, terpilih untuk mengikuti Post Graduate Diploma di Institute of Asean Planti Malaysia di bidang perlindungan tanaman dan meyelesaikan dengan baik akhir tahun 1988 bersama-sama teman-teman dari seluruh negara Asean. Berbekal hasil tersebut, iapun selanjutnya mendapat bea siwa dari USAID untuk melanjutkan kejenjang S-2 tahun 1989 dan berhasil meraih gelar Masteral Degree (MSc) di bidang Ilmu Gulma di Universitas Kebangsaan Malaysia tahun 1991. Empat tahun kemudiian, atau tepatnya di tahun 1995, mendapat kesempatan selama 6 bulan untuk mengikuti Fellowship Program di Kobe University, Jepang. Keinginannya tuk belajar tak pernah surut meskipun telah bekerja.

Pada tahun 2000, peluang emas datang apabila ia dicalonkan untuk mengikuti Program Doktoral (Ph.D) dari Departemen Pertanian, kesempatan tersebut dimafaatkan semaksimal mungkin dan berhasil meraih gelar Ph.D di bidang Ilmu Gulma di Fakultas Pertanian, Universitas Putra Malaysia tahun 2004. Setahun sesudahnya mendapat kesempatan mengikuti workshop yang diadakan oleh negara-negara APEC di Denvert Colorado, Amerika Serikat tahun 2005.

Mutasi ke Jakarta tahun 2007 membuatnya mendapat banyak kesempatan ke berbagai negara baik di negara-negara ASEAN maupun negara-negara maju lainnya. Berkat ilmu Serangga dan beberapa ilmu teknis pertanian lainnya yang dimiliki, pada tahun 2008 terpilih mewakili Negara-Negara Asia untuk duduk dan menjadi anggota di lembaga Perlindungan Tanaman Internasional (International Plant Protection Convention) yang bermarkas di FAO, Roma, Italia. Meskipun sibuk menakhodai lembaga perkarantinaan Hewan dan Tumbuhan di Propinsi Jawa Timur, ia juga harus bolak balik Surabaya – Roma setiap tiga bulan sekali, dengan masa tugas 2008 s/d 2010.

Pengalaman yang diperoleh tak membuat besar kepala, malah masih sempat mengikuti perkuliahahan di bidang Magister Manajemen dan berhasil lulus tahun 2008 di Universitas Muslim Indonesia (UMI) Makassar. Ia sangat berterima kasih dan apresiasi kepada almamaternya di UNHAS, dengan ilmu yang ditempah di kampus tersebut ia dapat melanglang di berbagai penjuru dunia. Dengan prinsip hanya dengan pendidikan yang memadai nasib seseorang akan dapat berubah, dengan ijin dan ridho sang Pencipta, demikian yang selalu dilontarkan pada setiap kesempatan yang juga menyandang Ayah dari 3 orang putra-putri yang mempersunting gadis Bogor tahun 1991. Selalu mensyukuri rezeki yang ada dan tetap berdoa kepada Sang Pencipta agar selalu diberikan yang terbaik. Oleh sebab itu jangan pernah merasa tertinggal meskipun memang kita tertinggal, tetapi yakinlah dengan usaha dan kerja keras, Insya Alah, Tuhan YMK akan senantiasa melihat kepada hambanya yang tak pernah lupa akan dirinya. Selamat berjuang. Amin.